Umum

Penghargaan Lee Kuan Yew Untuk Surabaya Berimbas ke Siwalankerto


Bu Risma sedang menerima penghargaan Lee Kuan Yew Untuk Surabaya

Kota Surabaya akan menerima Lee Kuan Yew Award di Singapura, untuk kategori Special Mention. Penghargaan itu akan diterima Senin (9/7/2018) mendatang oleh Wali Kota Tri Rismaharini. Selama tiga hari, yakni mulai 7 Juli 2018, Risma akan berada di sana untuk terlibat dalam World Cities Summit (WCS) 2018.
WCS 2018 merupakan acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Singapura yang mempertemukan para wali kota dan pemimpin kota. Di sana, mereka akan mendiskusikan tantangan perkotaan dan berbagai pengalaman. Penghargaan yang diberikan dua tahun sekali ini dianugerahkan oleh Urban Redevelopment Authority (URA) di Singapura dan Centre for Liveable Cities (CLC).
Surabaya mendapatkan penghargaan dengan kategori Special Mention karena berhasil melestarikan kebudayaan dan menerapkan strategi yang berani, dalam menjaga dan membangun area perkampungan. Selain Surabaya, kategori Special Mention juga diraih tiga kota lain yaitu Hamburg di Jerman, Kazan di Rusia dan Tokyo di Jepang.
"Itu artinya Kota Surabaya sudah sejajar dengan kota-kota lain dunia,” kata Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser, Rabu (4/7).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempresentasikan kondisi kampung di Kota Pahlawan di hadapan tim juri penghargaan The Lee Kuan Yew Award 2017 saat melakukan penilaian di Balai Kota Surabaya, Senin.
Risma menjelaskan berbagai macam program yang sudah dilakukan oleh seluruh stakeholders, mulai dari pemkot, jajaran OPD, media, dan masyarakat untuk berperan aktif membangun kota pahlawan. Salah satunya membangun perkampungan di Surabaya, karena  hampir 60 persen wilayah di Surabaya adalah perkampungan yang selalu diidentikkan dengan kondisi yang kumuh, kotor, dan tidak berpendidikan.
Oleh karenanya, ia ingin mengubah dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa kampung di Surabaya akan menjadi lebih bersih, aman, nyaman dan tertata ke depannya.  Sebelum presentasi dimulai, Pemkot Surabaya menerima rombongan tim juri Lee Kuan Yew Award yang dipimpin oleh Larry Ng selaku Direktur Grup Arsitektur dan Urban Design Excellence (AUDE), Urban Redevelopment Authority (URA) serta tiga orang lain yakni M. Wong Mun Summ, Prof. Wolf Daseking dan Roslinah Bohari.
Mereka berada di Surabaya selama tiga hari mulai tanggal 25-27 September 2017.  Risma mencontohkan kampung pendidikan dimana masyarakat setempat menyepakati bahwa pada waktu belajar televisi tidak boleh menyala. "Tujuannya supaya konsentrasi anak-anak tidak terpecah saat belajar dan kesepakatan ini bisa diterapkan dan mampu dikontrol oleh masyarakat setempat," kata Risma.

Menurutnya warga yang ada di perkampungan surabaya sebagian besar mampu mengelola sampah secara mandiri, dengan mengubah sampah organik menjadi kompos untuk menanam tanaman. Selain itu ada Rumah Bahasa dan Rumah Matematika, yang dapat dijumpai di Kompleks Balai Pemuda, mendorong masyarakat lebih mencintai pelajaran bahasa dan matematika.
Rumah Bahasa merupakan contoh konkret peran aktif relawan yang bersedia mengajar bahasa kepada masyarakat. Relawan bahasa ini datang dari kalangan mahasiswa, akademisi, maupun konsulat jenderal negara-negara sahabat. Kini, tidak kurang dari 13 bahasa dapat dipelajari di Rumah Bahasa secara gratis.
Sedangkan Rumah Matematika menawarkan konsep belajar dengan cara yang menyenangkan dengan diselingi beragam permainan, sehingga matematika kini tak lagi menakutkan bagi anak-anak.
Selain itu, guna mendorong minat baca masyarakat, Pemkot Surabaya membangun taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan yang dapat dijumpai di balai RW dan taman-taman kota. TBM dan perpustakaan dapat dijumpai di 1.500 titik yang tersebar di seluruh penjuru kota.
Bukan hanya datang untuk menerima Lee Kuan Yew Award di Singapura untuk kategori Special Mention saja tetapi disana Menteri Pembangunan Nasional dan Sumber Daya Manusia Singapura, Zaqy Mohamad, mengadakan pertemuan bilateral dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas banyak hal. Namun, yang paling menarik adalah terkait ketertarikan Singapura belajar dari Surabaya. "Pembicaraan terkait penataan lingkungan. Singapura tertarik dengan taman di Surabaya. Pembicaraan kemudian meluas ke sektor pengembangan ekonomi kreatif," ucap wali kota yang akrab disapa Risma itu melalui keterangan tertulis. (berita : www.tribunnews.com, www.liputan6.com, kumparan.com dan www.antaranews.com)

Kelurahan Siwalankerto
Selain Jambangan dan Kebaraon, banyak perkampungan yang sudah ikut berkembang dari segi kreatifitas, inovatif maupun penghijauannya salah satunya Siwalankerto. Dimana sudah banyak warga yang mulai memanfaatkan limbah sampah bekas seperti kresek, gelas minuman, kain flanel, bungkus minuman dan lain-lain.
Dari bahan bekas yang sudah di daur ulang bisa menjadi miniatur perahu dan dibuat oleh salah satu anggota karang taruna di RT.02 RW.03, selain itu di UMKM Siwalankerto  sendiri bahan kain flanel bisa dibuat boneka untuk hadiah orang yang tersayang sesuai dengan permintaan dari si pemesan, dibuat bross maupun gantungan kunci.

UMKM Siwalankerto dari kain Flanel

Selain bisa memanfaatkan limbah sampah bekas, Siwalankerto juga ikut membantu mengembangkan dalam bidang pendidikan. Terbukti dengan adanya 5 Taman Baca yang berpusat di tiap RW, Tempat Les Sukarela yang berada di RT.07 RW.02 dan ikut mensuport gerakan Walikota Surabaya yakni Tri Rismaharini dengan mematikan televisi dan melarang anak-anak untuk keluar rumah pada pukul 18.00 – 20.00 malam.
Untuk tingkat kebersihan dan penghijauan Siwalankerto jangan diragukan lagi karena dari enam Rukun Warga (RW), tiga sudah masuk nominasi kampung Merdeka Dari Sampah (MDS) yakni RW 03, 05 dan 06.
Selain masuk dalam nominasi Merdeka Dari Sampah (MDS) maupun penghijauan yang ada di wilayah Siwalankerto, Kelurahanpun kini sudah banyak tanaman-tanaman yang berada di sekitar pendopo. Nampak kalau kita masuk kedalam lingkungan kelurahan, rasa nyaman, aman dan asri lah yang akan tersaji.
Dengan mendapat penghargaan yang diperoleh oleh Tri Rismaharini di Singapura, berdampak positif di tiap kelurahan dan kecamatan yang ada di Surabaya yakni dari segi kreatif, inovatif dan penghijauannya.







About KIM Siwalankerto

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.