Hasil kreasi dari Mahasiswa Baru (Maba) bersama siswi-siswi SDN Siwalankerto II
Indonesia adalah
negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki banyak sekali keragaman,
salah satu diantaranya yakni beragam agama. Terdiri dari enam agama yang sudah
diakui yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha serta Kong Hu Cu,
sering membuat perbedaan keyakinan kerap berujung pada kejadian tak
mengenakkan.
Dari terjadinya
kasus pembunuhan berencana, penutupan paksa tempat ibadah sampai dengan
penyerangan di rumah warga, ditutupnya akses internet bahkan media massa juga
kerap dipenuhi oleh berita negatif yang membuat kita menjadi pesimis akan masa
depan toleransi hidup beragama di Indonesia. Namun kita sedikit boleh bernafas
lega, ketika di beberapa kelurahan kota-kota besar masih menjunjung tinggi toleransi
umat beragama. Salah satunya adalah kelurahan Siwalankerto-Surabaya.
Berada di posisi
selatan kota Surabaya sekaligus sebagai pemisah antara kota pahlawan dan kota
udang serta dikelilingi oleh banyak suku, ras, adat, agama, bangunan sekolah,
tempat beribadah, apartemen, hotel serta Universitas ini. Tak lantas membuatnya
sering menyelesaikan pertikaian karena perbedaan yang ada di kalangan
masyarakat.
Banyak strategi
dan cara, dilakukan oleh warga asli Siwalankerto baik itu instansi maupun
lembaga yang ada disana maupun sebaliknya untuk menyatukan sebuah perbedaan. Salah
satunya seperti yang dilakukan oleh Universitas Kristen Petra.
Rabu (31/7),
Universitas Kristen Petra memiliki cara tersendiri untuk mengisi program
mahasiswa barunya (maba) dengan mengajak mereka mengunjungi salah satu Sekolah
Dasar Negri (SDN) yang ada di sekitar kampus yakni SDN Siwalankerto II. Terlihat
sangat jelas sambutan hangat dari para siswa yang sudah siap untuk di berikan
ilmu mengenai membuat parcel Hidroponik dan juga tempat pensil dari bahan botol
plastik bekas.
Tetapi bukan
hanya itu saja, masih teringat jelas dalam ingatan. Ketika kejadian bom meledak
di tiga gereja di Surabaya, membuat para jemaat gereja yang akan melakukan ibadah
keagamaan menjadi gelisah dan tak tenang. Itu juga yang dirasakan oleh jemaat
Gereja Katolik Gembala Yang Baik. Namun dengan sigap dan cepat tanggap, para satlakar
muda dari Siwalankerto pun juga ikut turut menjaga gereja tersebut agar
terhindar dari aksi bom pembunuhan ini.
Semua kolaborasi
yang dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat yang ada di Siwalankerto bertujuan
untuk menjaga kestabilan toleransi yang ada di sana. Beberapa diantara contoh
lainnya yakni Penyuluhan dan pelatihan sampah menjadi dekorasi oleh mahasiswa
Universitas Petra serta kegiatan SuraBali Summer program yang diadakan
kerjasama antara UK Petra, Unair dan Udayana salah satu nya diperkasai oleh UK
Petra yakni bersama ibu-ibu warga Siwalankerto Timur.
Walaupun mereka
memang berbeda, ya berbeda dari segi pendidikan, budaya, ras, suku serta agama.
Namun sangat terpancar jelas sekali aura bahagia serta gembira diperlihatkan langsung
oleh mahasiswa-mahasiwa UK Petra kepada para warga Siwalankerto. Semua itu
memang tulus dari hati, tanpa ada ingin diberi imbalan yang berlebih. Ya semua
itu karena satu, yakni Cinta Indonesia.
Banyak sekali
pelajaran toleransi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yang kita
bisa ambil dari kolaborasi antara Kelurahan Siwalankerto dengan Universitas
Petra, instansi sekaligus lembaga lainnya maupun Tempat Ibadah Umat Kristiani
yang ada disana. Karena tanpa toleransi masyarakat di Indonesia hanya akan
menjadi serpihan bangsa yang terpanggang dalam kejamnya perang saudara.
Jadi apapun
agamamu, sukumu, rasmu, serta budayamu, kita tetap satu yakni Indonesia yang akan tetap bersatu dalam perbedaan seperti semboyan bangsa ini, yakni Bhineka
Tunggal Ika. (Salama).
https://surabaya.go.id/id/
Facebook:
Sapawarga Kota Surabaya
Instagram:
https://instagram.com/sapawargasby?igshid=34nxi2ahid9i
Twitter:
@SapawargaSby
Proses Pembuatan parcel Hidroponik dan juga tempat pensil dari bahan botol plastik bekas.
Hasil Kreasi dari Penyuluhan dan pelatihan sampah menjadi dekorasi oleh mahasiswa Universitas Petra
Ya berbeda beda namun ttp satu jua sperti slogan bangsa kita bhineka tunggal ika berbeda beda namun ttp satu jua n sgala perbedaan bkn pengahalang trcipta kdaimaian dr aspek mnapun...aminnn
BalasHapus